Acara Oprah

Minggu pagi gua nonton oprah di tv, seru juga topiknya kemaren. Tentang mantan gubernur new jersey, namanya Jim Mc Greevey..yang tiba2 mengaku bahwa dirinya gay dan selingkuh ama lelaki lain dan menyatakan mundur dari jabatan gubernur. Waktu pengakuannya itu, ada istrinya yang menemaninya dengan tabah di sampingnya. Nah, yang diundang kemaren itu istrinya, Dina.

Gua rada2 gak percaya juga sih nontonnya. Kasian amat si dina itu, katanya 3 hari sebelum pengumuman itu, suaminya baru ngasih tau dia kalo dia itu gay dan sedang diperas makanya dia harus mundur dari jabatannya. Bahkan si jim itu udah menyiapkan skenario, apa yang harus dilakukan and dikatakan selama konferensi persnya. Sementara si dina cuma bisa shock.

Gila ya, orang udah merit sekian lama dan sudah punya anak aja bisa tiba2 dapet pengakuan seperti itu. Padahal dia adalah first lady di new jersey, suaminya mau mencalonkan diri jadi presiden amerika, hidupnya mewah dan mungkin bahagia sebelum hari itu. Trus tiba2 berbalik 180 derajat, suaminya gay, pernikahannya cuma buat kepentingan politik, orang yang dia kira mencintai dia ternyata menipu dia, hidupnya langsung berubah total.

Liat dari kata2nya, si dina ini kayanya masih dendam tuh ama mantan suaminya. Dia merasa ditipu selama ini, dan dia merasa semua hal dalam perkawinannya adalah palsu. Sebenarnya mendingan sih kalo suaminya minta maaf dan menyesal dengan perbuatannya. Tapi menurut dia si jim itu tidak menyesal tuh. Karena dari awal emang si jim itu gak pernah tulus mencintainya. Dan sekarang si jim itu tinggal ama temen gay-nya yang lain.

Makin lama gua makin pesimis. Bener gak sih cinta sejati itu ada? Apa rasanya ya sesuatu yang telah biasa kita jalanin selama bertahun2 ternyata hanya pura2. Sakit sekali pasti. Dan yang pasti gua gak mau tahu rasanya.

Makin lama, gua makin menyadari, masalah manusia di dunia itu bermacam2. Kita yang biasanya hanya nonton di tv, udah biasa aja rasanya melihat hal2 semacam itu. Dari kecil kita udah terbiasa nonton film yang ceritanya aneh2 atau ada kejadian nyata yang cukup membuat kita terperangah sebentar, lalu akan kita lupakan keesokan hari. Padahal itu nyata, ada seseorang di suatu tempat yang sedang mengalami masalah itu, tapi selama itu bukan kita ya kita cuek aja.

Sebelum kita dihadapkan pada suatu masalah, kita tidak akan pernah tahu seberapa besar toleransi kita, seberapa jauh kita akan menundukkan kepala kita. Ada yang bisa memaafkan pasangannya setelah selingkuh berkali2 atau ada istri yang tetap sabar walaupun suaminya ringan tangan dan sering pulang mabuk2an. Betapa manusia sangat hebat beradaptasi. Memang setiap masalah yang datang dan yang berhasil kita lewati akan membuat kita semakin kuat. Tapi, gua sadari baru2 ini..untuk setiap permasalahan yang mampu kita atasi..kita mengorbankan sesuatu dari diri kita..ego kita.

Bagus donk kita mengurangi ego kita..kita jadi orang yang lebih dewasa..lebih kuat..lebih tabah. Tapi menurut gua, ego kita itu adalah jati diri kita..yang membuat kita lebih hidup. Yang membuat kita menatap dunia dengan lebih ceria..penuh pengharapan. Seiring dengan pudarnya harapan2 kita..kita memang menjadi lebih dewasa, tapi entah kenapa kadang gua merindukan saat2 dimana gua masih penuh dengan idealisme..sering ngambek karena hal2 kecil..bisa marah sampai berhari2..penuh dengan emosi yang meledak2..tertawa dan menangis karena hal2 kecil..ketika gua masih sering bermimpi gua bisa terbang ke langit.

Kenapa gua jarang melihat tatapan penuh cinta dari orang yang sudah menikah lama? Mereka bersama setiap hari, membentuk sebuah keluarga, tapi tidak ada lagi sinar di mata mereka ketika memandang pasangannya. Mungkin kejadian demi kejadian..pengorbanan demi pengorbanan..air mata demi air mata..mendewasakan mereka..melembutkan sinar di mata mereka.

Kalau ingin belajar tentang cinta, lihatlah anak2 muda. Mereka berpegangan tangan, saling melihat pasangannya dengan tatapan yang mesra, penuh cinta, penuh bintang2, penuh harapan. Dan yang sangat disayangkan, tatapan itu lenyap seiring pernikahan. Gua gak bilang semua orang begitu ya..dulu bahkan gua sangat kagum ama roy marten dan anna maria, yang di tv begitu mesra setelah sekian lama mereka menikah. Tapi ternyata, liat aja sekarang si roy marten kena masalah narkoba, bukan cuma sekali, tapi 2 kali. Jadi, makin pesimislah gua.

Memang sangat jarang cinta pertama yang sampai ke jenjang pernikahan. Bahkan walaupun sampai, sangat jarang pula yang masih mempunyai semangat yang mereka punyai dulu ketika masih muda. Karena makin besar cinta, makin besarlah ekspektasi kita. Makin sakitlah kita. Makin pasrah kita dengan kehidupan, makin rendah harapan kita, makin tabahlah kita. Makin hilanglah ego kita, semangat kita, binar2 di mata kita.

3 comments:

Anonymous said...

Nice thought,well said.. ^^
Tapi gimana kalau dibalik, dari Viol yang coba tunjukkin ke orang2 yg pesimis ttg cinta sejati..

Unknown said...

kan gue pernah bilang viol kalo di anak muda cinta begitu keliatan karna mereka baru menjalani hubungan.
kalo di pasangan yang sudah menikah lama,cinta itu udah berubah menjadi rasa saling membutuhkan. udah ga semembara cinta waktu abg.

.:acen147:. said...

menurut gw cinta gak selamanya harus ditunjukkan dg kata2 rayuan atau tindakan yg romantis.

cinta bisa ditunjukkan dg perbuatan yg lebih bertanggungjawab.

dan gak selamanya orang2 yg uda lama merit makin pudar cintanya. gw masih melihat ortu gw saling mencintai. pdhl mereka gak pernah gandengan tangan di jalan. atau gak pernah cium2an depan gw. tapi manakala nyokap gw sakit dan bokap gw dengan telaten anterin ke dokter n ingetin minum obat, gw tau klo mereka masih saling cinta :)