Hidup Vasektomi

Baca artikel di kompas kemaren tentang vasektomi, membuat gua pingin nulis uneg2 gua disini. Gua dari dulu udah setuju ama yang namanya vasektomi ataupun tubektomi atau apapunlah yang bisa mencegah kelahiran anak2 yang terlalu banyak.

Soalnya gua liat, di sekitar gua tuh banyak kenyataan yang aneh. Orang kaya cukup dengan 2 anak. Lebih dari itu, mereka mengeluh tidak sanggup membiayai anak2nya.
Orang miskin, 4 anak saja kurang. Astaga.

Baru2 ini juga ada berita di koran, ada keluarga yang mengeluh tidak mampu membeli beras karena harganya terlalu tinggi. Sehari mereka mengaku menghabiskan 2 kg beras. Penghasilannya yang hanya sebagai tukang ojek tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari2 keluarganya. 2 kg beras? Gua takjub, sehari 2 kg..banyak banget gak sih??

Ternyata, ada 8 mulut yang harus diberi makan. Tukang ojek itu anaknya 6. Ya Tuhan!

Entah apa yang ada di pikirannya, sehingga dia merasa harus menyebarkan keturunannya di muka bumi ini segitu banyak. Tampang minim, uang gak ada. Apa dia merasa gennya sebegitu istimewa daripada gen2 manusia lain sehingga harus diperbanyak sampai 6?? Ckckck...

Dalam bayangan gua seperti ini:

Ada 2 manusia miskin. Mereka menikah dan mempunyai anak 2.
Kelak, ketika mereka meninggal, anak2nya akan menggantikan posisinya di dunia sebagi 2 manusia miskin juga.
Atau, skenario lain, anaknya ada yang berhasil mengangkat derajat keluarga sehingga manusia miskin tinggal 1 atau bahkan hilang.
Bayangkan apa yang terjadi dalam skala besar. Tahun ini ada 200 juta manusia miskin, nantinya tinggal 100 juta manusia miskin atau bahkan hilang.

Ada 2 manusia miskin. Mereka menikah dan mempunyai 5 anak.
Kelak, ketika mereka meninggal, 2 orang tadi akan digantikan oleh 5 manusia miskin.
Skenario lain, tidak ada. Kenapa? Karena untuk memberi makan 5 anak itu sangat susah. Boro2 membiayai pendidikannya. Untuk membuat 5 mulut yang kecil itu kenyang saja bapaknya sudah bekerja siang malam tapi tak pernah cukup.
Bayangkan apa yang terjadi dalam skala besar. Tahun ini ada 200 juta manusia miskin, nantinya akan ada 500 juta manusia miskin atau bahkan lebih.

Harga beras selalu naik, BBM juga akan naik dalam waktu dekat, dan nenek2 aja tau kalo BBM naik berarti semua kebutuhan hidup akan naik juga. Bahkan issue2nya aja sudah membuat harga kebutuhan pokok berlomba2 naik seakan kalo ketinggalan berarti itu hal yang memalukan bagi jenisnya.

Mungkin percakapan antar barang2 kebutuhan pokok itu kira2 seperti ini. Loh, kok harga beras udah naik? Kita bangsa gula juga harus naik donk, jangan mo kalah ama bangsa beras. Iya, kita bangsa minyak goreng juga harus naik juga jangan sampe ketinggalan..bla bla bla.

Setelah semua harga naik, makin ngos2lah si bapak bekerja dan makin keritinglah si ibu belanja ke pasar. Dan tentu saja, makin laparlah anak2 mereka. Dan makin jauhlah pendidikan yang layak dari genggaman tangan2 mungil mereka.

Bagi sebagian besar dari kita, pendidikan itu seperti birth right yang sudah pasti akan kita dapatkan. Tapi, bagi mereka..pendidikan itu adalah satu2nya tiket untuk mengubah nasib dan hidupnya. Satu2nya harapan agar mereka bisa menjadi lebih baik dari kakek nenek, ayah ibunya, dan melepaskan diri dari lingkaran setan yang tak terputus dari generasi ke generasi, kemiskinan.

Pemerintah akan membagikan uang kompensasi bagi kenaikan harga BBM sebesar 100 ribu per keluarga miskin. Berapa lamakah uang itu habis? Hitungan hari..minggu..bulan?
Setelah itu apa?

Gua melihat dari kaca mata gua sebagai orang yang sangat awam di bidang ini, masalah mereka adalah terlalu banyak anak. Kita tidak bisa menyerahkan semua masalah pada pemerintah. Agenda2 yang disusun pemerintah tidak akan menyelesaikan masalah dalam waktu singkat.

Lakukanlah apa yang bisa dilakukan. Kita yang miskin, bukan pemerintah. Jika kita merasa tidak sanggup membiayai anak banyak, Kurangi Anakmu!

Lebih baik punya 1 atau 2 anak, tapi bisa menyekolahkan mereka dengan baik. Sehingga skenario lain yang gua sebutkan di atas bisa terwujud. Sehingga rantai kemiskinan itu bisa terputus di generasi kita. Jangan wariskan kemiskinan ke anak kita. Wariskanlah pendidikan.

Hanya Tuhan yang tahu, kenapa banyak ibu2 muda yang berpenghasilan cukup bolak balik ke dokter kandungan, tapi tetap saja blom berhasil. Dan kenapa ibu2 miskin yang sudah ikut KB sekalipun, masih bisa kebobolan dan tau2 hamil.

Dan bukan sekali 2 kali gua baca di koran, ada ibu yang sedang mengandung memilih untuk bunuh diri bersama anak2nya yang masih kecil karna tidak tahan akan perihnya kemiskinan. Pada saat itu, apakah anak yang dikandungnya itu masih dikatakan hadiah terindah dari Tuhan?

Gua kira tidak. Dan pasti menurut ibu itu juga tidak. Karena ia memilih mati bersama anak2nya dan bayi yang dikandungnya daripada melahirkan dan membesarkan mereka.

Jadi, menurut gua, daripada pemerintah membagi2kan uang 100 ribu itu untuk kompensasi, lebih baik digalakkan program vasektomi.
Kalau perlu, pasang spanduk di mana2, "Butuh Uang? Vasektomi Saja!"

Setiap orang yang bersedia di-vasektomi, beri kompensasi 100 ribu. Bayangkan efeknya terhadap bayi2 yang tidak jadi dilahirkan. Betapa kita menyelamatkan mereka dari hidup sengsara yang menanti mereka begitu mereka membuka mata. Betapa kita membantu kakak2nya yang tadinya harus berbagi dengan adik2nya yang hanya Tuhan yang tahu bisa sampe berapa banyak, sekarang mereka bisa makan dan sekolah yang layak.

Lihatlah mata kecil mereka yang bening dan bulat, betapa mereka berhak untuk makan yang cukup, berhak untuk sekolah, berhak untuk tumbuh besar dan hidup layak.

Kurangi anak. Pergilah ke puskesmas. Vasektomilah.

28 comments:

Anonymous said...

iya ya..banyak lo kayak gitu.. hamil terus kerjanya, padahal nggak sanggup biayain..kan kasian si anak..

Anonymous said...

hmmm... ya susah juga sich.. orang kan pemikirannya beda2... jadi ya susah deh...
malahan orang kaya ya anaknya yang dikit..malahan dikit banget...

Pucca said...

@elmo: bener..kasian anaknya kan jadi gak bisa ngapa2in.

@fun: iya bener. orang kaya justru males punya anak banyak2, heran ya :)

l3l1 said...

usul yg cukup efektif siy vi.. tapi lu taulah di indo ini kae apa.. usulan kae gini pasti mengundang banyak kontroversi... ntar muncul fatwa lah.. vasektomi itu haram... entar si anu bilang itu melanggar hak asasilah... ntar kudu ada UUDnya... ujung2nya yg dapat duit kan yg di sono2 juga...

selain itu ngak bisa salahkan mereka juga siy vi.. tingkat pendidikan yg rendah membuat pola pikir orang ngak sejauh itu 'kali yaa.. belum lagi kadang karena saking miskinnya jadi ngak punya duit buat KB.. pil aja kan lumayan harganya.. mau kondom? mendingan buat beli beras... suntik? duitnya mending buat yg laen... udah gitu karna miskin jadi ngak banyak kegiatan.. ujung2nya produksi anak lagi dehhh

kadang dipikir emang ironis siy... di satu sisi ada orang yg kaya dan mampu membiayai puluhan anak tapi ngak dikasi satupun.. di satu sisi ada yg buat makan diri sendiri aja susah.. tapi dikasi anak mulu tiap taon.. dah kae kucing aja.. berentetan anaknya. Tadi baru baca kompas miris banget... di mana2 ketemu balita gizi buruk.. 4-5 taon beratnya cuman 10 kg... haeshh kalo dah gitu gue cuman bisa termangu aja klo si kenneth lagi lepeh2 makanan yg gue kasi ke dia.... tsaahhh

Anonymous said...

Yah emang susah sih, Vi. Justru karena dari ortu2nya itu udah pada ngga mengecap pendidikan, yah mereka mana ngerti makanya beranak mulu beranak mulu. Emang kacao nih, ini masalah udah dari jaman dulu and ngga pernah ada solusinya.

Anonymous said...

hahaha viol, ini patut digalakkan di sekitar rumah gue nih.

makan aza susah tapi beranak pinak mulu.

Anonymous said...

gue setuju sama konsep kb. tapi ga mesti "steril" atuh. seperti yang dialami temen gue... moga2 ga dialami sama yang lain ya... amin...

temen gue (cewek), punya 2 anak. karena memutuskan ga mau hamil lagi, dia "steril" deh ke dokter. ternyata... apa mau dikata kalo Tuhan berkehendak... 2 anaknya meninggal dalam kecelakaan mobil. sementara temen gue n suami yang memang masih muda... otomatis pengenlah punya anak lagi. tapi gimana dong... sang ibu sudah disteril. sampe saat ini dia nyesel kenapa dia steril... kenapa ga kb biasa aja.

Arman said...

leli, emang sih mereka miskin jadi mungkin gak ada duit untuk beli alat kontrasepsi... tapi ya kalo dipikir2 yang lebih aneh lagi, mereka bisa lho beli rokok!!! :P

aneh tapi nyata kan..

padahal harga kondom paling berapa sih? kan udah ada yang disubsidi pemerintah...

balik2 emang susah karena low education itu. mereka jadi agk mikir panjang...

7ustm3 said...

huff..ironis ya...
* kebayang tampang ci viol nulis dengan berapi-api ^^*

tapi yang dibilang ci des itu juga ngenes...

tapi setuju banget, mending punya anak 1 - 2 tapi jadi daripada lebih dan akhirnya mereka susa juga
(aihhh tata mikirnya da jauh banget see :p )

Anonymous said...

Setuju ama l3l1 !, belum lagi anggapan banyak anak banyak rejeki.

Trus, pulang ke rumah nggak ada tipi, nggak ada hiburan apa-apa ya cuma "mengibur diri dengan istri".

Anonymous said...

hahaha.. viol pemikirannya yang itung2an 200jt jadi 100 jt org miskin, ngakak gua bacanya.. bisaan aja ya lo. LOL..

iya, sama kaya temen2 yg laen dah bilang.. itu masalah background pendidikan sih ya..
smoga pemerintah lebih giat lagi menggalakkan bimbingan ke masyarakat ttg pentingnya KB.

Pucca said...

@leli: nah, itu dia lel. banyak cingcongnya orang sini mah. blom2 udah dibilang haram atau macem2 lagi, pdhl kan tujuannya baek.

justru karna mereka susah untuk rutin ber-KB makanya paling bagus vasektomi ini. sekali proses untuk selamanya. kalo pil, suntik, atau kondom kan harus beli2 dan rutin, nti dia males or kelupaan ka bolong..hamil deh.

hehe..mo dibilangin ke si kenneth jangan buang2 makanan, dia blom ngerti juga ya lel :)

@esther: iya, makanya kasian kan ther.

@limmy: ya udah lim. lu galakkan gih vasektomi di cilincing. nanti kalo sukses kasih tau gua ya :D

@dessy: vasektomi itu gak steril selamanya lo, jadi saluran benihnya itu diikat. kapan2 kalo mau dibuka lagi, bisa kok.

@arman: bener man, padahal rokok juga gak murah ya skarang.
tuh kan lu setuju ama gua, pendidikan itu kunci utamanya :)

@tata: haha..dari kepala gua udah keluar asep kali ya saking berapi2nya :D

@ning: haha..jadi harus dikasih tv supaya gak menghibur diri dengan istri ya ning? :D
makanya harus divasektomi ning, jadi mau dihibur berapa kali juga gak masalah :)

@sakura: bener. perasaan dulu waktu gua SD, sering kedengeran gaung program KB itu ya..kemana peginya sekarang tuh keluarga kecil bahagia sejahtera, kok gak ada spanduk2nya lagi ya?

Anonymous said...

ada temenku yg bilang (dia blm punya anak stl 6 thn menikah) buat apa punya kasihan mereka nanti, liat aja dunia skr udah begitu bobrok, hidup juga makin susah, knp kit amusti menambah orang lagi di dunia, apalagi nanti saat mereka besar apa gak tambah susah saat itu ? :) Tuhan kan bilang penuhilah bumi, tp sekarang kan bumi sudah penuh hehehe
Ya nurut aku sih anak itu anugrah Tuhan, tp jg memang gak boleh ngawur, manak-manak terus hehehe, kan jg hrs liat kemampuan, masak cuma manak thok tp gak diopeni :)

Pucca said...

@jenri: wah..gua sih gak sampe seekstrim itu ya jenri :)
punya anak boleh, banyak juga boleh, asal mampu biayain aja.

Pitshu said...

masalahna di indo dulu pernah ngasih yg nama na program KB gratis, tapi sayangnya hal itu ga bener2 gratis

sampe disana ada biaya adm segala gitu, jadi sama aja orang yg kurang mampu enggak sanggup buat ngikutin program KB dan akhirna yah gitu anak na makin banyak ^^

coba klo program KB bener2 free, mungkin orang yg kurang mampur bener2 anakna cuma sedikit deh!!

Pucca said...

@pitshu: iya, duit2nya banyak dikorup sih, jadi yang kasian yah mereka2 itu. banyak banget kebijakan pemerintah yang gak sampai ke sasaran karna sudah dicatut sana sini sepanjang perjalanannya.

Mei Mei said...

iya tuh. serink juga diskusi soal ini ama laki tiap di lampu merah liat anak kecil jadi pengemis gitu. walahmak..uda tau ga bisa biayain makan, napa juga musti tiap taon lomba cetak anak --;
apa tuh anak di cetak buat di jadiin tukank minta2 di jalan? makin banyak cetak, makin banyak yang bisa bantuin minta2? aneh2 aja..
indonesia emank palink butuh pendidikan sih. tp sayank pemerintah ngurusnya yg mboten2 mulu --;

Pucca said...

@mei: kalo di lampu merah gitu gua ga pernah kasih sih mei. kadang kasian juga, tp gua gak mau dia belajar dapetin duit dengan minta2 gitu sedari kecil.
mei, lu gak salah komen jam 12 malam?

Anonymous said...

ada lagi anggepan, banyak anak, banyak nyang bantuin....
di sini orang pada gag punya anak, emerintah kepusingan...sampe ada baby bonus segalahh

Anonymous said...

vasektomi? :|

kejam...

ada cara lain kannnn... hehe..

Pucca said...

@bebek: iya, negara maju dimana2 emang kesulitan nyuruh warganya punya anak, kebalikan ama disini hehe :P

@anung: haha..anung mau divasektomi? :P

naki said...

kan ada ungkapan : banyak anak banyak rejeki ^0^

kayanya akhir2 ini banyak berita tentang ibu2 yang bunuh anak2-nya trus bunuh diri . mungkin mereka uda pada gave up ngeliat harga bbm yang naek mlulu

miris yaa .. -__-

Pucca said...

@naki: itu kan dulu..sekarang banyak anak..capeee deh hehe :P

Mei Mei said...

haha iya post jem 12 mlm :P gue bobo jem 1-an sih xixixixi

Pucca said...

@mei: mei, lu kan lahiran hari ini ya..wish u good luck ya :)

Anonymous said...

kupikir hak orang untuk punya anak banyak. Jadi as much as we've topla our future life, the invisible hand itu juga jangan dilupakan. Tangan takdir man! it's something unpredictable!

al-dhee samosa said...

setuju banget sama vasektomi. gw malah samasekali gak mau punya anak. buang2 duit aja. gw juga gak mau nikah. ribet. mending nyari duit buat sendiri dan bercinta sana sini lebih membangun dan terhormat daripada pernikahan yang kampungan.

Unknown said...

cuma laki2 bego yg mau di vasektomi, di sunat udah masa pake vasektomi segala, klo mau perempuannya aja yg di tubektomi kan perempuan ga di sunat biar sama2 merasakan gimana klo kelaminnya di operasi kecil seperti sunat, klo sperma ga bisa ngalir itu menyebabkan kanker prostat, ih ngeri sekali deh..