Sebuah Cerita Tentang Kita

Bagaimana kita memperlakukan orang yang berbeda di lingkungan kita?
Apakah kita melihatnya dengan pandangan aneh?
Apakah kita menjauhinya..mengucilkannya?

Kenapa kita harus berkelompok dengan orang2 yang sama dengan kita?
Bukankah semua manusia diciptakan unik dan berbeda?

Kenapa kita tidak bisa bersikap ramah kepadanya?
Mampukah kita tersenyum dan mencerahkan dunianya?
Mampukah kita memeluk dan menghangatkan hatinya yang luka?

Ada sebuah cerita tentang seseorang yang baru dipecat dari pekerjaannya.
Belum habis kontraknya setahun, tapi dia sudah diberhentikan dengan paksa.

Mungkin dia tidak setangkas yang lain dalam pekerjaannya...
Mungkin dia butuh penjelasan extra di saat semua orang cuma butuh sekali...
Mungkin dia butuh perintah kita karena dia kurang inisiatif...

Dia berbeda.
Tapi kita menganggapnya aneh.
Kita membicarakan kekurangannya, kita mentertawakan kebodohannya.
Kita tidak tahu apa2, tapi kita sudah menganggap dia tidak layak untuk bersama kita.

Kita tidak tahu apa yang dia alami waktu kecil. Kita tidak tahu bagaimana dia dibesarkan. Kita tidak tahu apa yang membuat dia tumbuh menjadi orang yang sangat sangat terutup, diam, dan seakan2 canggung untuk melakukan hal sekecil apapun.

Semenjak mendapat surat peringatan, dia sudah berusaha. Dia berusaha memperbaiki kesalahannya, berusaha memperbaiki dirinya. Tidakkah orang2 melihatnya?

Mengapa vonis itu tetap dijatuhkan? Apakah semua hanya tentang profit, tentang kualitas, tentang perusahaan?

Apa yang dia rasakan?
Sakitnya hatinya..
Malunya dia..
Kita seolah2 tidak perduli.

Tidak usah kita yang menilai dia..mungkin dia sendiri tahu dia lain. Dia sendiri merasa dia berbeda dari orang lain.

Dia selalu sendiri, makan sendiri, berjalan sendiri, selalu diam di sudut ruangan.
Dan kita selalu menganggapnya aneh. Kita menganggap dia tidak ada.
Kita tidak berusaha merangkul dia, tidak berusaha mencari tahu tentang dia, kita asik dengan dunia kita yang penuh tawa dan canda.

Mungkin.. kalau kita menyempatkan diri untuk mengenal dia lebih jauh, dia tidaklah seperti yang kita pikir. Mungkin, penolakan demi penolakan kitalah yang semakin menjauhkan dia dari lingkaran persahabatan, dimana dia hanya bisa melihat diam2 dari tempatnya di kejauhan.

Sekarang, dia sudah tidak ada lagi. Entah apa yang dia pikirkan tentang kita, tentang dunia. Entah bagaimana rasanya hidup tanpa teman.. tanpa tawa..

Dan kita bertanya2 bagaimana orang bisa membunuh orang lain, bisa bunuh diri, bisa ikut sekte2 kegelapan, dan bagaimana dengan kejamnya orang bisa menghabisi nyawa orang lain.

Tak terasa kejamnya kita.. yang menghakimi orang lain dengan tatapan kita, dengan sikap kita, dengan kata2 kita.. dan tanpa sadar itu kita lakukan setiap hari. Memang kita tidak menusuk tubuhnya dengan pisau, tapi perlakuan kita melukai bagian tubuhnya yang paling rapuh.. hatinya.

Yang dia inginkan dari kita hanyalah kasih sayang, uluran tangan kita untuk menerima dia apa adanya...

Sebuah pertolongan ketika dia bimbang,
Sebuah ajakan sederhana untuk makan siang,
Sebuah senyuman yang tulus tanda persahabatan...

Dan mungkin ketika dia sudah siap untuk bercerita tentang dirinya, dia akan membutuhkan dua buah telinga kita untuk mendengarkan isi hatinya.

Ya Tuhan..maafkan aku...
Beranikanlah aku untuk lebih memperhatikan sesama...
Bagaimanapun, Kau datang ke dunia pun untuk menolong domba yang paling lemah...
Aku mohon Tuhan, bantulah aku agar bisa tumbuh menjadi anak-Mu yang Kau inginkan...

14 comments:

Arman said...

ini pengalaman lu pribadi vi?

emang kadang ada orang yang begitu ya. dan kadang emang susah buat kita untuk mau bertemen ama orang yang rada 'beda'. tapi bener lho semua tulisan lu itu, kita harus berusaha untuk mau bertemen ama mereka karena mereka itu 'lain' bukan karena maunya mereka kan. pasti banyak penyebab di belakang itu.

well, gua sendiri sih sangat berusaha untuk gak pandang bulu kalo bertemen. malah kadang nemuin orang2 yang rese/sombong yang kayak gak niat mau temenan. kalo yang begini ya bye bye aja lah... males temenan ama orang yang gak niat.. :D

Nn said...

Vi, emang kita kadang terbawa arus, org ngomongin apa kita keikut, padahal gimana kalo kita jadi org yang kita omongin itu...

Tapi Vi, kadang rencana Tuhan beda sama pemikiran kita, mungkin temen lo itu, diberentikan tidak wajar dari kantornya, untuk ditempatkan ke tempat yag lebih baik oleh Tuhan. Berapa banyak orang sukses punya usaha sendiri karena tadinya dia dipecat dari kantornya?? Kadang kepahitan berbuah sangat manis... tetap semangat untuk temen lo, Vi :D

Anonymous said...

nice writing viol :) mengingatkan gua ke bbrp kejadian yg sepertinya pas dgn ilustrasi ini. jd org baik memang ga gampang.

naki said...

oh woww ...
binun mau komen apa , tapi kayanya ini lebih sering terjadI pas kita skolah yaa , anak jaman skrang kan kejam2 ^0^

Pucca said...

@arman: ada yang iya, ada yang nggak. semoga semua yang baca ini inget untuk bersikap lebih baik ama orang laen.

@alvina: amin vin, kalo bener begitu, sukurlah :)

@angel: iya, susah banget. kapan gua bisa ya?

Pucca said...

@jen: mungkin dimulai dari sekolah jen, tapi sering terjadi kok.

Anonymous said...

renungannya bagus ci....terkadang kita sering ga memperhatikan hal yang kayaknya kecil, tapi bagi orang lain itu hal yang gede banget...
i.e ajakan makan or just even say "how r u" or the simplest one...is smile..
sounds so easy, simple...tapi buat orang laen terkadang itu bisa mengubah harinya ^ ^

thnx for sharing ^ ^

Pucca said...

@tata: thanks juga ta, for say this is a nice sharing :)

Anonymous said...

hallo Pucca salam kenal ya ,

Tulisanmu ini patut di renungkan , semoga kita semua bisa menjadi lebih manusiawi , lebih baik dan lebih sadar , khan gak ada kata terlambat utk berubah ... yang jelas bukan aku loh ..hehehe

tfs

Pucca said...

@susie: hai..salam kenal juga.
betul..better late than never :)

Anonymous said...

"Yang dia inginkan dari kita hanyalah kasih sayang, uluran tangan kita untuk menerima dia apa adanya..."

kadang kita kurang peka yah? klo ada orang yang "berbeda" kita bukannya menyambut uluran tangan persahabatannya malah heboh ngomongin... . padahal klo kita berusaha mengenal orang itu pasti ada sisi baiknya juga kan?

Pucca said...

@caroline: iya bener, gua kira juga begitu, pasti ada sisi baik di setiap orang :)

somepathtoremember said...

Viol, posting lo menyentuh banget...

Andaikan di dunia ini banyak terdapat orang seperti lo dan temen2 yg komen di blog lo, mungkin dunia akan lebih damai dan bahagia :)

Pucca said...

@imeth: justru gua juga lagi belajar, ayo kita belajar sama2 ya :)