Keluarga Yang Kelebihan 1 Ibu

Dia duduk di meja itu laksana raja. Istri tua di samping kanan dan istri muda di samping kirinya. Tidak ada yang berani terang2an menatap mereka, termasuk aku. Aku hanya bisa melepaskan pandangan sembunyi2 sesekali ke meja mereka, dimana 4 orang anaknya sedang makan dengan lahapnya.
Mereka terlihat akur, berbincang selayaknya keluarga bahagia.. yang aneh di mataku karna kelebihan 1 ibu.

Di jaman modern seperti ini masihkah hal seperti itu ada?
Aku sulit mempercayai mataku. Kuamat2i raut wajah sang istri tua. Ah masa tidak tersirat sedikitpun kesedihan, kemarahan, atau bahkan kebencian?
Tapi semakin lama aku mencari, semakin tak kutemukan apa yang kucari.
Yang kutemukan hanyalah seraut wajah yang tidak terlalu tua, mungkin di awal 40-an, sedang menikmati pesta dan terlihat anggun dengan gaun pesta warna keemasan.

Sesekali kulihat dia tertawa kecil menasehati anak2nya, tapi tetap tak kutemukan api yang kucari di matanya. Dimanakah api itu? Apakah ia yang terlalu pintar menyembunyikannya? Ataukah aku yang kurang dalam mencari?
Tapi hakikatnya, api tidak perlu susah2 dicari. Api itu panas, menusuk, membakar. Tidak ada yang bisa menyembunyikan api. Api akan langsung terlihat dari luar. Hanya kesabaran dan ketabahan yang tersembunyi di dalam. Tertimbun rapat oleh berlapis2 air mata.

Hey, perempuan itu merebut suamimu!
Suamimu membawa 1 wanita lagi ke dalam pernikahan kalian!
Mana sesakmu? Mana marahmu?

Pertanyaan itu bertalu2 di dadaku, di kepalaku, tertumpah dari setiap emosi perempuanku.
Namun hanya aku yang bisa mendengarnya.
Aku yang berdenyut2 meminta jawaban, bukan keluarga bahagia yang kelebihan 1 ibu di sana.

Istri muda itu adalah adik istrinya sendiri.

Aku seperti burung yang sedang terbang lalu jatuh terjerembab ke tanah. Sayapku tiba2 kaku. Aku blank. Aku kaget. Kepalaku pening.
Berita apa lagi ini? Aku berkerut2 mendengarnya.

Ayolaaah.. ini kan bukan jaman kaisar dinasti cina tempo doeloe yang sah2 saja menikahi perempuan satu keluarga.
Does this thing really happen? Right now? In front of my eyes? To someone I know? In this modern world? Where we can find everyone from our childhood on facebook?

Sudahlah perih dimadu, sudahlah pedih melepaskan mahkota sebagai istri satu2nya.. dan.. itu.. terhadap adik sendiri?
Adik yang tumbuh besar bersama kita? Yang mempunyai papa dan mama yang sama? Yang kita pukul dan kita peluk oleh sebab yang sama sewaktu kecil?

Semua orang tua pasti pernah berpesan pada anaknya yang sulung, "Bagi permenmu dengan adikmu" atau "Mainnya gantian dengan adikmu"
Tapi aku yakin, seyakin2nya, tidak pernah ada pesan, "Jika sudah besar nanti, bagi suamimu dengan adikmu yah nak."
Tidak. Tidak akan pernah.

Alangkah sinetronnya keadaan ini menurutku. Tiba2 sinetron tidak terlihat terlalu mengada2 lagi.

Bagaimana keadaan mereka di rumah ya aku berandai2...
"Jaga anak2 di rumah ya, aku mau pergi ke puncak dengan adikmu."
"Cari papa ya? Papa sedang tidur di kamar tante."

Apa ya perasaan istri tuanya? Ketika tahu akan berbagi suami dengan adiknya sendiri?
Dan yang lebih penting, apa yang dipikirkan adiknya ketika tau ia akan menggeser posisi kakaknya sebagai istri tersayang di rumah?
Ayolah, kita semua tahu, jika ada istri muda, istri tua pasti akan kebagian mengurus anak2 saja. Biarkan istri yang lebih muda, lebih kinclong, lebih tidak keriput, lebih singset mengurus bapaknya anak2.

Apakah adiknya merasa menang? Merasa suami juga adalah mainan yang bisa dimainkan bergantian? Atau merasa sedih atas nasib malang kakaknya tapi tidak bisa berbuat apa2 karna cinta itu buta?
Cinta itu tidak mengenal usia, kedudukan, dan.. saudara?
Atau ia berpikir lebih baik berbagi dengan aku daripada dengan wanita lain yang tidak tau juntrungannya di luar sana?

Alangkah malangnya nasib orang tua mereka, punya 2 anak wanita, tapi cuma punya 1 menantu. Menantunya itu2 saja. Benar2 tidak diferensiasi. Sudah kubayangkan muka cucunya juga pasti itu2 saja.
Bagaimana mereka menjelaskan pada sanak saudara di kampung? Pada tetangga yang selalu mau tahu? Pada orang yang suka bergosip di pasar? Aku tak tahu butuh berapa tahun baru gosip ini reda.

Otakku yang memang suka memikirkan hal2 yang aku tahu sebenarnya tidak perlu aku pikirkan itu telah melampaui batas yang bisa diterima akal sehatnya. Aku menolak fakta2 yang disesakkan ke dalam kepalaku.

Sebagai gantinya aku menemukan pencerahan baru. Mungkin saja istri tuanya sedang sakit parah. Lalu dia merestui pernikahan suaminya dengan adiknya sendiri untuk menggantikannya nanti jika ia telah tiada. Untuk menemani suaminya, menjaga anak2nya.
Ahhh... benar.. mungkin saja karena itu. Ternyata aku juga berbakat menulis sinetron.

"Sudahlah.. kenapa kau pikirkan hal itu terus menerus?" suamiku menatapku sambil mengusap tanganku.
Lamunanku buyar. Padahal aku sedang membayangkan si istri tua yang sedang sakit parah tergolek tak berdaya di ranjang. Dia sedang memegang tangan suami dan adiknya dan meminta mereka berjanji akan menikah supaya dia tenang di alam sana.

"Aku yakin si istri tua tidak sakit. Tidak ada adegan seperti bayanganmu. Suaminya jatuh cinta lagi dengan adik istrinya yang memang tinggal bersama mereka. Lalu dia mengawininya juga. Sudah. Itu saja. Tidak ada penjelasan apa2 lagi."

"Tapi itu kan tidak masuk akal. Itu kan adik istrinya. Masa dia menikahi adik iparnya sendiri? Memang dia tidak memikirkan perasaan istrinya? Perasaan adik iparnya? Perasaan keluarga istrinya?

"Mungkin mereka suka sama suka."

"Lalu istrinya? Sudah pasti istrinya tidak suka."

"Lalu istrinya bisa berbuat apa? Dia sudah punya 4 anak, yang paling besar baru SMU, dan dia tidak bekerja. Keluarganya juga mau bilang apa, mereka banyak dibantu, banyak menerima uangnya. Uang menyelesaikan segalanya."

Aku tergugu. Hutang budi ditukar dengan anak perempuan?

Aku melihat suaminya semakin mirip dengan datuk maringgih skarang.
Aahhh.. bukan. Siti nurbaya dulu tidak mau dinikahkan dengan datuk maringgih. Sedangkan mereka suka sama suka.

Mungkin aku perlu rajin2 melihat rubrik oh mama oh papa di kartini. Siapa tau ada cerita lengkapnya. Jika rubrik itu masih ada tentu saja.

Sebelum pulang aku tersenyum pamitan kepada keluarga bahagia yang kelebihan 1 ibu itu, tapi aku rasa senyumku miring. Dan mata si suami yang melihat ke arahku membuat aku gelisah. Apa yang dia pikirkan? Dia tidak berpikir ingin menjadikan aku istri selanjutnya bukan?

Aku melihat ke dalam kegelapan di luar jendela mobil sembari membayangkan hari2 panjang yang harus mereka jalani. Cinta seperti apa yang dimiliki setiap orang di rumah itu? Masihkah itu disebut cinta? Atau justru aku yang kerdil dan cinta mereka sebesar samudra sehingga hal2 seperti ini tidak memisahkan mereka?

Ah.. manusia.
Makhluk Tuhan yang katanya paling mulia.

40 comments:

FeN said...

OMG..
Manusia..manusia..
Serem ya Viol :p

xander said...

bagus banget tulisannya...
emang bener si, apa ga marah ya istri tuanya >.<

Arman said...

Kisah nyata ya vi?

Gw juga paling gak abis pikir ama org yg poligami. Yg lebih gak abis pikir ya kenapa kok ada aja perempuan yg mau digituin ya... Apalagi ini sodara pula... Gak abis pikir gw itu adiknya kok mau dikawin ama iparnya sendiri? Bener2 aneh rasanya... Kecuali kalo dipaksa ya...

Christine Wu said...

Pleasee tell me this is fiction! Gila, kl beneran gw jg bingung.. I mean, kok bisa2nya yah..

MarvelLicia corner said...

waduh... beneran gak sih ni Vi...?? kalo beneran mah bikin panas deh... :(

noni said...

Viol, ini beneran ato fiksi Vi? Aku sih paling ga setuju poligami, satu suami hanya boleh punya satu istri; begitu jg sebaliknya. Cinta kasih ga bisa dibagi2 seenaknya ke banyak orang. :(

Once in a Lifetime said...

Vi, cerita ini fakta kan? Bagus bener elo nulisnya... bisa dimuat di majalah menurut gua sih.
In fact gua pernah nemuin yg lebih parah ('stranger than fiction')di kamar praktek tp gua terikat sumpah, gak bisa cerita cuma bermalem2 fakta itu sanggup bikin gua insomnia..

Windy said...

Nice writing, Viol :)
Coba kirim ke majalah, barangkali bisa dimuat lho...
Ini fiksi atau fakta sih?

sakuralady said...

yeay.. artikel lain dari blogger yang bakal masuk ke majalah kayanya.. hehe.. kirim ke oh mama oh papa kalo gitu, jadi ada dhe cerita sepenggalnya (ga selengkapnya, haha)

Dian said...

Vi,bagus banget gaya tulisan lo..iya sedih banget ya mesti ngejalanin hidup kyk istri pertamanya,gw gak abis pikir tuh adiknya kok gak punya perasaan gitu ya..

Pucca said...

@fen: iya serem :P

@xander: thanks :)
gak tau aneh ya..

@arman: yup man, kisah nyata banget. emang aneh kan.. awkward banget gak sih itu..

@christine: sorry, ini bukan fiksi, tapi kenyataan hidup :)

@ariany: beneran ar.

@noni: yah setidaknya begitu menurut kita ya, tapi gak tau deh..

@elisa: wah apakah itu? gua jadi penasaran el hihi.. kalo lu tulis di blog lu seakan2 cerpen tanpa menyebutkan identitas juga gak boleh ya? :P

@windy: thanks win.. masa sih bisa dimuat di majalah hihi.. jadi geer gua :P

@willy: haha.. thanks wil, idung gua udah kembang kempis nih dipuji.. hihihi :D

@dian: iya, heran ya.. gua gak abis pikir juga sih dian, tapi itu benar2 terjadi..

nie said...

Aku paling ga setuju yang kayak gini!!! Ugh.... sodara sendiri lagi... weleh weleh...

mamipapa said...

kirim aja ke majalah atau kalo masih gak PD yah nulis aja dl di blog hehehehe gw jd pembaca setia kok :)

Veny said...

kalo laki2 mah mau aja Poligami , nah kalo perempuan mau di poligami wahh itu mah begonya perempuan .
ahh g komen gini ntar dibaca teh Nini (istri AA Gym gmn yah ) maaap Teh Nini ini pendapat saya pribadi sbg perempuan loh ! he2

amey said...

wah ini beneran gw pernah liat juga kok Vi, banyak yg kek begitu, di kampung gw juga kek gitu, rata2 chinnese yg begitu pulak, trus ada lagi temen gw malah 2 sahabat karib kongsian 1 suami, biasanya semua berawal dari tinggal bareng, gila ya, yg lebi gila lagi mereka bisa tidur ber3 dalam 1 kamar, asliiiiii!!! ini beneran, amsiong gak sih? ga bisa bayangin deh..
BTW tulisan lu ini bagus banget, gw enjoy banget bacanya

angel said...

dulu kan emang ada sinetron nya viol. yg maen ineke koesherawati sm cw nya satu lagi lupa deh gua namanya. kirain crita sinetron itu dibuat dramatis ternyata kehidupan nyata ga kalah dramatis nya. tapi ada ko someone that i know juga begitu cuma bedanya mreka nikah stlh si kk nya meninggal sih which is ga seburuk crita elo ini..

Anonymous said...

ckckckckkck ... semakin kagum gue bisa jadi member blogger ;)

bagus banget Vi tulisannya, terlepas dari ini fiksi or *sepertinya memang* kisah nyata, gue sampe merinding baca postingan elu dari ates sampe bawah :)

Setuju sama comment temen2 lain buat ngirim karya ini ke majalah ;)
hehehehehehe ... GBU!

Anonymous said...

wah enak bacanya..bagus deh elu tulisnya Vi. Gw jadi ikut merasakan kegundahan dan kebingungan elu. Trus gw juga kalo berhadapan sama cowok hidung belang suka risih sendiri merasa diliatin dan menduga2 apa isi otak mereka. GR kali yah kite hehe..

Lina said...

Busettt, ga kebayang gimana perasaan si istri pertama, ga kebayang juga ga enaknya si adiknya.

Tulisan lo bagus Vi.. bisa jadi penulis terkenal nih, hehehe

Maya said...

tulisan loe bagus loh...menyentuh dan membuat ikut bertanya2 ke edanan manusia ...

Natalie said...

ini kisah sapa viol? kenalan lu? ckckckc...gak abis pikir yaa kok ada manusia kayak gitu...gak ngerti dah gua...

setuju ama yg laen, kirim ke majalah viol, ke femina gitu, tulisannya bagus loh...

Selvi said...

ceritanya mirip sinetron. gua tau kalo diluar banyak kisah nyata yang aneh bin ajaib.

ada kok orang yang bisa hidup berdampingan antara istri tua dan istri muda (tapi mereka nga ada hubungan saudara atau ikatan darah) bahkan anak-anaknya pun hidup rukun dan nyaman.

gua belum pernah ketemu cerita nyata yg seperti elo tulis.

Pitshu said...

hmmmm... *no comment* hihihihi ^^

Pinkbuble said...

Vi, ini kisah nyata?

kalo iyah, berarti tu istri tua..adalah cewek paling bego yg pernah gw baca!

alur cerita baru (kalo gw si istri tua):

suami: ma, aku ada istri muda..dan itu adikmu..tapi jangan salahkan dia atopun aku..karena kita ga bs milih dengan siapa kita jatuh cinta..

istri tua: nangis seharian mengurung diri di kamar..*sambil siapin passport, kartu atm, kumpulin emas2 yg ada di kamar en ambil semua yg bisa dijadikan duit simpan di dalam tas*

suami: *ketok-ketok kamar* Ma..ma..we need to talk about it!

istri tua: iyah, we need to talk about it..i will talk and u will listen..here's the deal, u want her and vice versa..NOW, u will write a letter stating all the house, money and property is under ur 4 children name. then u propose her to come and join our family.

mungkin kalo gitu lebih bagus kali ya ceritanya..

*asal.com*

Anonymous said...

aku mau bilang tulisanmu bagus banget , sampai aku merinding bacanya dan hampir gak percaya kalau ini kisah nyata ...

poligami bener2 mimpi buruk buat perempuan di Indonesia , apalagi saudara sendiri, ah moga2 si laki2 cabul dlm ceritamu ini gak punya anak perempuan ..

Tha..^^ said...

vi, gw suka banget ama tulisan elo yang ini
mbacanya jadi kebawa emosi...
ini udahlah suaminya brengsek, istrinya ndablek lagi
iiiiiiiiihhh mau marah

Pucca said...

@nie: sepertinya emang gak ada yang setuju deh sher, kecuali cowonya kali ya :P

@felicia: hehe.. iya latihan dulu beberapa kali baru pede fel ;)

@veny: kekekek.. emang teh nini baca blog gua? kagaklah ven wkwkwk :D

@amey: hebat ya kok bisa begitu ya? gua sih gak abis pikir loh kok bisa.. orang berdua aja kadang masih suka bete2an, apalagi bertiga?

@angel: nah kalo kawin setelah saudaranya meninggal itu gua juga tau, dan masih bisa diterima akal sehatlah ya.. anak2nya juga lebih terjamin kalo ama sodara..

@olla: thanks la, gua bener2 tersipu2 nih dipuji mulu... aahhh.. aku melayang2 kekekek :P

@maryna: mungkin juga kita geer, atau kita jadi hati2 banget ama cowo begitu kali ryn, naluri perempuan untuk melindungi diri hihihi..

@lina: amiiin kalo gua jadi penulis terkenal mah, kalo bisa jadi penulis terkenal di blog aja gua udah seneng kok :D

@maya: hehe.. thanks ^^

@nat: iya nat, gua kenal banget.. makanya gua gak abis pikir, kalo gosip si anu atau si ono kan gua gak terlalu mikirin bisa aja gak bener atau apa gitu..

@selvi: iya gua juga tau ada yang bisa rukun, kenapa ya?

@pitshu: hihihi juga deh :P

@elrica: kekekek... setuju el :D

@susi: hmmm.. sayangnya ada sus.. dia punya 1 anak cewe.

@tha: gua sih berdoa supaya kita gak sampe ngalamin itu ya... sereeeemmm..

Y3nn1 said...

OMG..itu kisah nyata, Vi? Kirain cuman orang2 jaman dulu aja yang begitu, poligami dengan keluarga sendiri. Tapi hari gini masih poligami dengan ipar sendiri? ckckc....benar2 ga habis dipikir...

Itu yang lu sebut2 pesta...pesta kawinan si suami ama istri mudanya? aih....miris banget...

eny said...

duh bacanya berdebar2 banget, penasaran nunggu akhirnya fiksi ato beneran. Ternyata beneran ya? beuhhh... ga kebayang gimana rasanya ya... yup tapi masing2 orang punya kasih karunianya masing2. Mungkin dibanding berbagi suami sama orang lain belom tentu cocok, tp kalo ma adek sendiri ya bak satu keluarga aja, heheheh

Anonymous said...

"Jika sudah besar nanti, bagi suamimu dengan adikmu yah nak."

ini dia nasehat yang harus dibiasakan
*siap2 ditimpukin rame2* :P

Shanni said...

yaaa udah ketik2 komen panjang lebar eh ilang hiks...

setuju sama semua Vi, tulisan elo bagus bener, ikut mendukung buat di submit kemajalah :D

berarti kata2 sodara gw bener juga ya kalo didunia ini cowok itu hampir 98% brengsek, makanya berbahagialah kita yang dapet suami masuk dalam kategori 2% sisanya :D

Anonymous said...

memang, cowo itu semuanya brengsek, berbahagialah gua yang sudah bertekat untuk ngga bersuami

hohohohohoho

Liana said...

Vi, two thumb up! Asli keren banget:)
Tulisanmu bagus bener:)

Kalo menurutku, dilubuk hati terdalam sang istri pastila marah, pasti cemburu, jengkel dan kesal, mungkin dari luar keliatan baek2 saja. makanya say no to poligami hehehehe

~d3s~ said...

ga jauh2 vi... tetangga gua dulu... berbagi suami dengan adik kandung juga tuh...
dan masih akur sampe sekarang...

fiuh...

sima said...

hal semacam itu dapat terjadi dalam kehidupan kita yang kental dengan budaya patriarchat. biasanya itu melibatkan perempuan yg tergantung secara ekonomi pada suaminya. jadi menurut salah satu teori feminisme, pembebasan perempuan dapat diawali dengan memberdayakannya secara ekonomi. tp yg lebih penting ya mesti ada perombakan kultur yg menempatkan laki2 sbg pemegang kekuasaan tertinggi. mesti sama2lah.... biar sama2 enak... yaaa...

Ratusya said...

hm... kalo gua ga suka berbagi, jadi kalo nanti ada yang akan meminang gua *amiiin* no poligami!!!
hihihi... karena cinta bukan untuk dibagi *dapetnya ajah susah eh pake bagi2.. ga usah la yaw*

Anonymous said...

Hmm, menurut gua sih harus hati2 sama "perombakan kultur", gua jelas ngga semuanya setuju dengan apa yang terjadi di sini, tapi salah satu ekstrim feminisme yang juga gua ngga suka itu gua temuin waktu gua di jerman

Salah seorang guru gua (cewe) cerita alasan kenapa dia bekerja adalah supaya kalo sewaktu-waktu suami dia kabur sama cewe lain, dia bisa tetep jalanin hidup dia.

Salahkah kehati2an itu? menurut gua ngga, tapi benarkah alasannya? menurut gua salah besar.

You can call me old fashion, tapi gua tetep berpegang pada pembagian role tradisional suami dan istri, yang basically menempatkan suami sebagai pencari nafkah utama keluarga dan istri sebagai komandan di rumah (para feminis yang mau menghujat gua, sabar dulu)

Tapi bukan berarti semua harus digeneralisasi, suami ikut bantu ngurus rumah, itu harus, istri ikut bantu cari penghasilan, sah2 aja, terutama dengan alasan jaga2, tapi bukan jaga2 kalo suami kabur, jaga2 kalo suami kenapa2, apakah sakit, atau kecelakaan, namanya hidup manusia kan kita ga tau.

Tapi posisi dasarnya yang ngga bisa diganti. Dan selama semua pihak tau posisinya, tanggung jawabnya, komitmennya, yang lainnya bisa didiskusikan, baik itu soal pembagian tugas, maupun soal pembagian suami/istri. (hehehehe, silahkan dihujat sekarang :))

sorry jadi agak OT panjang :P

zulhaq said...

gila!!! gw kalo ngebaca hal hal yang seperti ini. pasti ikut larut dalam kesedihan. gw prihatin dengan keadaan mereka...

Manusia dikatakan mulia? kalo kejadian seperti itu? bukan mulia lagi, melainkan memuliakan ego, memuliakan nafsu

Pucca said...

@yenni: bukan yen, bukan pesta perkawinan mereka kok..

@eny: maybe yes maybe no hehe..

@phantom: iya gua ngerti, ada juga temen gua yang berpendapat kaya gitu, kalo takut suami kabur berarti gak percaya donk, kalo gak percaya kenapa kawin?
tapi kan, masalahnya kadang gak sesimple itu, waktu itu kita percaya, tapi besok2 dia berubah mungkin aja kan.. jadi menurut gua sih gak ada salahnya kalo kita preventif, tapi yah tergantung masing2 oranglah caranya :)

@shanni: amiiin semoga gua dapet yang 2% skarang dan sampai nanti :)

@liana: iya donk, say no to poligami! :D

@dessy: hmmm.. berarti mereka hebat :P

@sima: iya bener, money talks. kalo mereka sama2 mau dipoligami sih gak masalah ya, tapi kalo terpaksa karna uang atau anak2 kan kasian..

@ratu: haha.. pastilah nanti ada rat, ditunggu aja, calonnya udah banyak bukan hehe :P

@zulhaq: glad to hear that from you. kalo semua cowo berpendapat begitu, poligami gak akan ada deh :)

liezy said...

hoaaaaa....>_<
tulisannya bagus loh,err...mbak Pucca...hehehe...
pinter bercerita,mendramatisir dengan pikiran2 imajinatif anda,hahahha....
aku link yaaa...